Tinkerbell :)

Terkadang aku berpikir, kenapa Tinkerbell sangat peduli dengan Peter Pan? Pasalnya Tink tau sebenarnya Peter Pan lebih menyukai Wendy, seharusnya Tink menyerah saja karna harapannya telah pupus akan tetapi Tink malah menaburkan bubuk pixie kepada Wendy agar Wendy dan Peter bisa terbang bersama melewati bulan saat purnama, menggapai salju di langit, bermain hujan di awan, mereka saling tertawa sembari melewati hari-hari yang mereka pikir ini dunianya tanpa mereka sadari peri kecil yang selalu tertawa riang sesungguhnya disetiap tatapannya terselip bulir air mata yang tak ia tunjukan kepada siapapun.

Iya. Memang. Tink tidak pernah menuntut balasan atas perhatiannya. Walaupun rasanya ia ingin berteriak bahwa dunia ini tak adil! Tapi, dia bisa apa? Yang dia bisa sekarang hanya melihat orang yang dia sayangi bahagia dengan orang lain, bukan dengan dirinya. Namun, disaat dunia seakan menyudutkannya, disaat malam mulai menyelimuti bumi, disaat matahari mulai redup, disaat itulah dia menyadari bahwa ia yakin Peter tak akan melupakan janjinya.

***

Pada awalnya memang terlihat sempurna Tink menyukai Peter dan Peter membalasnya. Mungkin.

Tink selalu terbang bersama Peter melewati bulan saat purnama, menggapai salju di langit, bermain hujan di awan, saling tertawa sembari menikmati lembayung senja. Semua begitu tertata, hidup seperti ada ditangan Tink.

Pernah suatu saat Tink bertanya kepada Peter tentang apa yang ia khawatirkan belakangan ini. Ia bertanya disaat matahari mulai tenggelam.

“Peter …..jika suatu saat kau menemukan sosok perempuan lain apa yang akan kau perbuat?”

Peter tak langsung menjawab,dia hanya tersenyum, “Kalaupun iya, aku tak akan melupakanmu Tink.”

Tink tersenyum ia merasa lega. Namun, suatu hari saat Tink dan Peter melewati hamparan bunga yang sangat indah, kegelisahan yang selama ini Tink takutkan menjadi kenyataan. Peter bertemu perempuan lain. Ya…..Wendy.

***

Hari demi hari dilewati mereka bertiga, tak ada yang berubah. Tink memperhatikan Peter namun Peter memperhatikan Wendy dan Wendy membalasnya. Sesederhana itu. Sebenarnya bertemu dengan Wendy membuat Tink mudah marah, pernah suatu saat dikala Peter mengambilkan air minum untuk mereka Wendy malah meminta madu. Tink berpikir dulu saja dia tak pernah meminta macam-macam kepada Peter. Sambil meneguk air yang diberikan Peter, Tink dengan lirih mengucapkan, “Hargain orang yang menyayangimu, kau bakal merasa kehilangan disaat orang itu pergi meninggalkanmu.” Ingin sekali ia menyihir Wendy menjadi katak ataupun lalat akan tetapi ia berpikir jika ia melakukannya Peter akan marah dan tak mau berteman dengannya lagi.

Dipikiran Tink, ia hanya perlu menunggu waktu yang tepat, walaupun tak tau sampai kapan. Tapi ia yakin suatu saat perasaannya bisa terutarakan walau itu artinya dia akan mematikan dengan perlahan perasaannya karna Tink tau apa jawaban yang diberikan oleh Peter. Akan tetapi ia akan tetap menunggu waktu itu.

Di suatu malam, saat semua telah tertidur, diam-diam Tink bangun dan terbang ke atap rumah milik para kurcaci yang persis di samping rumah Tink dan Peter. Tink terlihat tertunduk lesu, ia menggerai rambut kuningnya serta memeluk lututnya, “Bulan, bagaimana kau bisa setegar ini? Kau selalu menerangi langit walaupun kau tau cahayamu tak sekuat matahari akan tetapi kau tak pernah menyerah, temanmu juga banyak dan begitu cantik saat bersanding denganmu, iya ribuan bintang yang tersebar bergemerlap itu. Oiya bulan, setiap malam aku selalu memperhatikanmu dan bintang itu. Iyabintang  yang persis disebelahmu mengapa ia paling terang? Aku ingin jadi bintang seperti itu, selalu berdekatan denganmu. Seperti aku yang ingin selalu berdekatan dengan Peter. Hahaha……” Tink mulai menitikkan air matanya. “Gak nyambung ya? Tapi jujur saja aku menyukai Peter. Aku tau ini bodoh, karna ia tak mungkin menyukaiku. Kita……..hanya berteman. Ya tak lebih. Peter lebih bahagia bersama Wendy, aku bisa apa bulan? Walaupun kutau seperti itu tapi perasaan ini masih sama.  Aku tetap menyangi Peter…” lirih Tink.

“Tink……..” panggil seseorang

Tink segera menghapus air matanya dan menoleh kebelakang, “Haah……Pe….ter..”

TO BE CONTINUED…..

Aku menyanginya walaupun ia menyayangi orang lain

bisa kurasa orang itu tak akan membalas

Namun, entah mengapa aku ingin memperjuangkan

perasaan ini. Walau hanya sekedar pengaggum rahasia..